Minggu, 04 September 2016

TUGAS KELIMA SEMESTER 3

NAMA : WIWIT RAHAYU PUTRI
KELAS : IIIA
TUGAS KELIMA MORFOLOGI


1. makna prefiks peN-
 
    * Menyatakan makna orang yang (pekerjaannya)  di
       Contohnya : pesuruh => di suruh
                             Pengajar => di ajar
                             Pelukis => di lukis
                             Penjahit => dijahit

   * Mengatakan makna sesuatu yang di
     Contohnya : pengambil => diambil
                           Pengganggu => diganggu
 
   * Menyatakan makna kausatif (membuat jadi lebih dari pada apa yang tersebut bentuk dasar). Apabila bentuk dasarnya berupa kata sifat.
      Contohnya : penyayang
                            Penyabar

2. Makna prefiks ter-
   
    * Sudah selesai
      Contohnya : teruji, terlaksana, terbukti.
 
   * Tidak sengaja
      Contohnya : terambil,  terinjak,  tertidur,  tergelincir,  terduduk.

   * Dapat di
      Contohnya : terbagi => dapat dibagi
 
  * Paling
     Contohnya : terpandai,  tercantik,  terjelek,  terbaik,  terburuk.

  * tetap atau terus menerus
     Contohnya : terjaga,  terdiam,  terpelajar.
                           

Rabu, 24 Agustus 2016

TUGAS KEEMPAT SEMESTER 3


WIWIT RAHAYU PUTRI
III A
MORFOLOGIS
TUGAS KEEMPAT

1 . Kapan suatu kata dikatakan telah mengalami proses morfologis?

     Jawab : prose morfologis pada dasarnya adalah proses pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar melalui pembunuhan afiksasi ( proses afiksask)  , pengulangan (dalam proses reduplikasi),  penggabungan (dalam proses komposisi),  pemendekan (dalam proses akronimisasi), dan pengubahan status (dalam proses konversi).  Misalnya,  mula-mula kata berpakaian dianalisis menjadi bentuk ber- dan kalian;  lalu bentuk pakaian dianalisis menjadi bentuk pakai dan -an.  Proses morfologis melibatkan beberapa komponen yakni bentuk dasar,  alat pembentuk (afiksasi,  reduplikasi,  komposisi,  akronimisasi,  dan konversi),  makna gramatikal dan hasil proses pembentukan.  Jadi suatu kata dapat dikatakan telah mengalami proses morfologis yaitu jika bentuk dasar kata telah mengalami pembunuhan afiksasi.

2. Bagaimana cara anda menentukan bentuk dasar?  Beri penjelasan anda dan berikan contoh?

    Jawab : cara menentukannya yaitu bentuk dasar itu dapat berupa akar seperti baca,  pahat,  dan juang pada kata membaca,  memahat,  dan berjuang,  bentuk dasar juga bentuk yang kepadanya dilakukan proses morfologi itu,  bentuk dasar juga satuan yang dilekati afiks yang menjadi dasar pembentukan bagi satuan yang lebih besar itu,  bentuk dasar terdii dari satu morfem,  bentuk dasar juga belum mendapatkan pembunuhan afiksasi.
Contohnya : lari (bentuk dasar)
                      Ber- lari ( sudah mendapat afiks ber-)

3. Mengapa bentuk bolak balik dan sayur mayur dikatakan sebagai hasil morfologis?

    Jawab : karena ia telah diproses morfologis yaitu dengan cara pengulangan (reduplikasi). Pengulangannya termasuk jenis pengulangan dengan perubahan morfem. Kata ulang yang pengulangannya termasuk golongan ini sebenarnya sangat sedikit.  Disamping bolak balik terdapat kata kembalikan,  sebaliknya,  dibalik, membalik.  Dari perbandingan itu, dapat disimpulkan bahwa kata bolak balik dibentuk dari bentuk dasar balik yang diulang seluruhnya dengan perubahan fonem,  ia dari /a/ menjadi /o/, dan dari /i/ menjadi /a/. Kata ulang sayur mayur temasuk dalam jenis pengulangan perubahan konsonan misalnya dalam kata ramah tamah.  Kata-kata tersebut,  kiranya lebih tepat dimasukkan ke dalam golongan kata majemuk yang salah satunya morfemnya berupsmorfem unik.

Minggu, 21 Agustus 2016

TUGAS PERTAMA SEMESTER 3


MORFOLOGI
WIWIT RAHAYU PUTRI
III A
TUGAS PERTAMA

1.  Kapan suatu bentuk linguistik dikatakan berbeda dan kapan pula suatu bentuk linguistik dikatakan sama?

Jawab :

Suatu bentuk linguistik dikatakan sebagai bentuk yang sama apabila bentuk-bentuk tersebut mirip (sedikit berbeda), tetapi maknanya sama.
Misalnya : melihat,  membina,  dan mengecat.  Morfem me,  mem,  men, meny, menh,  menge adalah morfem dengan bentuk yang mirip tetapi maknanya sama yaitu melakukan tindakan kata yang mengikutinya.

Sedangkan suatu bentuk linguistik dikatakan bentuk yang berbeda apabila bentuk-bentuk tersebut memiliki bentuk yang sama tetapi maknanya berbeda.
Misalnya pada kalimat ini :
Bank Indonesia memberi bunga 5% pertahun,  dan
Dia sedang membawa seikat bunga.
Bentuknya sama tetapi maknanya berbeda.  Yang pertama bermakna bunga bank sedangkan yang kedua bermakna bunga harum.

Kamis, 11 Agustus 2016

TUGAS KETIGA SEMESTER 3

TUGAS KETIGA SEMESTER 3
MORFOLOGI
WIWIT RAHAYU PUTRI
III A

1. Berdasarkan kemampuannya berdistribusi morfem-morfem pada kalimat berikut termasuk morfem apa?
  • Setiap malam ia berpesta pora menuruti hawa nafsunya.
  • Balap sepeda bertajuk Tour ke Siak bakal dimulai besok
 Jawab:
      Setiap malam ia berpesta pora menuruti hawa nafsunya.

Kata setiap disini adalah termasuk morfem terikat karena kata setiap memiliki dua morfem yaitu   morfem {se-} dan {tiap}.

 Kata malam, ia, pora, dan hawa termasuk morfem bebas karena ia dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti tanpa harus dihubungkan dengan morfem lain. 

Kata berpesta , menuruti dan nafsunya termasuk morfem terikat. karena kata berpesta memiliki dua morfem yaitu morfem {ber-} dan {pesta}. sama dengan kata menuruti ia juga memiliki 3 morfem yaitu morfem {me}, {nurut}, {i-}. kata nafsunya juga termasuk morfem terikat karena ia memiliki dua morfem yaitu morfem {nafsu} dan {nya-}.

   
     Balap sepeda bertajuk Tour ke Siak bakal dimulai besok

 Kata balap. sepeda, Tour, ke, Siak, bakal, dan besok termasuk morfem bebas. karena ia dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti tanpa harus dihubungkan dengan morfem lain. 

Kata bertajuk dan dimulai termasuk morfem terikat. karena kata bertajuk dan dimulai memiliki dua morfem yaitu morfem {ber-} dan {tajuk}, morfem {di-} dan {mulai}.


2. Carilah morfem afiks bahasa Indonesia yang tergolong produktif dan tidak produktif dan contohnya.

Jawab :   

 Afiks produktif (productive affix) adalah morfem afiks yang terus menerus mampu membentuk kata-kata baru.Misalnya morfem afiks {ke-an} dapat membentuk kata baru : keterlaluan,keadilan,kemanusiaan, kerakyatan dan lain-lain.

Afiks tak produktif (unproductive affix) adalah morfem afiks yang sudah tidak mampu lagi membentuk kata-kata baru. Misalnya morfem afiks {-em-},{-el-},dan {-er-} pada kata gemetar, telunjuk, dan gerigi.

TUGAS KEDUA SEMESTER 3

TUGAS KEDUA SEMESTER 3
MORFOLOGI
WIWIT RAHAYU PUTRI
III A

 1. Menurut anda apakah setiap kata pasti morfem bebas, dan setiap morfem bebas pasti kata? Beri     penjelasan anda?

Jawaban: Menurut saya setiap kata pasti morfem dan setiap morfem bebas pasti kata jawaban pasti iya , karena pengertian dari morfem itu sendiri adalah morfem yang tanpa keterkaitannya dengan morfem langsung dan digunakan dalam penuturnya. Misalnya : minum, makan dan lain-lain.

2. Berdasarkan materi yang sudah dijelaskan sebelumnya, apakah anda memiliki pendapat lain dalam hal menentukan morfem, morf, dan alomorf?

Jawaban : ada, Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang memiliki maknda dengan kata terkecil, berarti satuan itu tidak dapat dianalisis menjadi lebih kecil lagi tanpa merusak makna.   Untuk membuktikan morfem sebagai pembeda makna dapat kita lakukan dengan menggabungkan morfem itu dengan kata yang mempunyai arti leksikal. Jika penggabungan itu menghasilkan makna baru, berarti unsur yang digabungkn dengan kata dasar itu adalah morfem.Morfem –an, -di, me-, ter-, -lah, jika digabungkan dengan kata makan, dapat membentuk kata makanan, dimakan, memakan, termakan, makanlah, yang mempunyai makna baru yang berbeda dengan makna kata makan.

Morf adalah anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya atau belum ditentukan kedudukannya. contohnya: {mem-}, {meng-}.

Almorf adalah anggota morfem yang belum ditentukan posisinya.

Dalam merumuskan alomorf ini, kita harus tahu lebih dulu morfem terikat apa yang melekat pada kata dasarnya. Untuk merealisasikan masalah tersebut, maka harus disesuaikan dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Contoh-contoh alomorf dibawah ini:
·         ber-,              ber-                                be-                            bel-
                     berjalan                          bekerja                      belajar
                     berlari                            berenang                   -


3. Untuk mencari morfem {ter-}, bolehkah kita menderetkan bentuk-bentuk berikut?
  •     Terjadi
  •     Terbawa
  •     Tertawa
  •     Terbang 
  •     Ternak
  •     Terangkat, mengapa?
 Jawab:   Tidak boleh, karena didalam deretan tersebut belum tentu ada yang memiliki dua morfem, setiap deretan tersebut ada yang memiliki dua morfem dan ada yang memiliki satu morfem. artinya yang memiliki satu morfem tidak diberi afiks atau tidak diberi imbuhan. maka morfem itu dikatakan morfem bebas.







Jumat, 29 April 2016

TUGAS KEEMPAT FONOLOGI SEMESTER 2

NAMA : WIWIT RAHAYU PUTRI (156210522)
KELAS : II A
FONOLOGI

1. Jelaskan yang dimaksud dengan diftong? Mengapa dalam bahasa tradisional disebut vokal rangkap?

JAWAB : 

Konsep diftong berkaitan dengan dua buah vokal dan yang merupakan satu bunyi dalam satu silabel. Namun, posisi lidah ketika mengucapkan bergeser ke atas atau kebawah. Dalam bahasa tradisional disebut vokal rangkap karena menurut para tata bahasawan tradisional yang mendasarkan analisisnya pada ragam bahasa tulis menggunakan istilah vokal rangkap karena yang dilihatnya adalah gabungan dua huruf vokal.



2. Diftong {au} disebut diftong naik. Coba jelaskan apa sebabnya!

JAWAB :
Karena   diftong naik, terjadi jika vokal yang kedua diucapkan dengan posisi lidah menjadi lebih tinggi daripada yang pertama. contohnya pulau.

3. Diftong {ua} disebut diftong turun. Coba jelaskan apa sebabnya!

JAWAB :
 Karena diftong turun, yakni yang terjadi bila vokal kedua diucapkan dengan posisi lidah lebih rendah daripada yang pertama. Dalam  bahasa Jawa ada difrong turun contohnya:
[ua]  pada kata <muarem> ‘sangat puas’ 


4.  Temukan dan berikan penjelasan diftong dalam bahasa daerah masing-masing! 

JAWAB : 
 Diftong turun, yakni yang terjadi bila vokal kedua diucapkan dengan posisi lidah lebih rendah daripada yang pertama. Dalam  bahasa Jawa ada difrong turun contohnya:
[uo] pada kata <ruoboh> 'runtuh'
[ua] pada kata <kualek> 'terbalik'